Panduan Lengkap Memasak Bika Ambon

panduan-lengkap-memasak-bika-ambon

Panduan Lengkap Memasak Bika Ambon. Di tengah hiruk-pikuk tren kuliner rumahan yang meledak pada 2025, Bika Ambon muncul sebagai favorit baru bagi para pecinta makanan tradisional Indonesia. Kue berlubang manis ini, yang biasanya identik dengan camilan Medan, kini sering jadi andalan di meja makan keluarga atau konten TikTok memasak. Bayangkan tekstur kenyal bercampur aroma santan segar—satu gigitan bisa bawa nostalgia Sumatera Utara ke dapur modern Anda. Dengan festival kuliner virtual yang lagi ramai, panduan lengkap ini hadir buat Anda yang penasaran: dari asal-usulnya hingga langkah demi langkah memasaknya. Tak perlu alat mewah, cukup kesabaran dan bahan sederhana untuk hasil bersarang sempurna. Mari kita selami dunia Bika Ambon yang manis ini. BERITA BOLA

Sejarah Masakan Ini: Panduan Lengkap Memasak Bika Ambon

Bika Ambon punya cerita panjang yang dimulai dari perpaduan budaya di Sumatera Utara, meski namanya sering bikin orang salah sangka asalnya dari Maluku. Kue ini sebenarnya lahir di Medan sekitar akhir abad ke-19, terinspirasi dari kue bika atau bingka tradisional Melayu yang dibawa oleh para perantau. Versi aslinya dibuat oleh buruh transmigran dari Jawa yang bekerja di perkebunan Belanda, memodifikasi resep sederhana dengan tambahan pengembang alami agar teksturnya ringan dan berlubang.

Penamaan “Bika Ambon” sendiri penuh misteri. Satu cerita populer bilang itu dari lokasi penjualan pertama di Simpang Jalan Ambon, Medan, di mana pedagang kaki lima menjajakannya pada 1920-an. Orang Belanda yang mencicipi langsung suka, sebut sebagai “kue berlubang enak”, dan namanya melekat. Ada juga versi lain: “bika” dari “biang” atau ragi yang bikin adonan mengembang, sementara “Ambon” merujuk pada pria Ambon yang pertama kali mempopulerkannya di pasar malam. Tak lama, Bika Ambon jadi ikon Medan, bahkan disebut di koran Batavia tahun 1896 sebagai camilan eksotis.

Pada era pasca-kemerdekaan, kue ini berevolusi jadi simbol kebersamaan keluarga Sumatera, sering disajikan saat Lebaran atau arisan. Kini, di 2025, Bika Ambon naik kelas jadi makanan premium dengan varian rasa modern seperti pandan atau cokelat, tapi resep original tetep jadi favorit. Ia bukan sekadar kue—ia cerita perantauan, adaptasi, dan rasa manis yang tahan uji waktu.

Alat & Bahan Yang Digunakan Untuk Memasak Masakan Ini: Panduan Lengkap Memasak Bika Ambon

Memasak Bika Ambon tak butuh peralatan canggih, tapi presisi penting agar lubang-lubangnya muncul sempurna. Alat dasar yang wajib: loyang bulat ukuran 20-22 cm (bisa Teflon anti lengket untuk pemula), pengukus besar atau oven dengan suhu stabil 180-200°C, mixer tangan atau whisk untuk kocok adonan, saringan tepung agar halus, dan cetakan kecil jika mau potong rapi. Tambahan opsional: termometer dapur untuk cek suhu santan, dan kain bersih untuk tutup loyang saat fermentasi.

Bahan utama untuk resep original (hasil 1 loyang besar, sekitar 8-10 potong): 200 gram tepung sagu halus (kunci kenyalnya), 250 gram gula pasir (bisa gula merah untuk varian), 10 kuning telur ayam kampung (untuk kaya rasa), 250 ml santan kental dari 1 butir kelapa muda, 50 ml air kelapa segar (pengembang alami), 1/2 sendok teh garam, serta aroma: 6 lembar daun jeruk purut sobek, 2 batang serai memar, dan 2 lembar daun pandan. Untuk biang: 1 sachet ragi instan (7 gram) dicampur 150 ml air hangat dan 75 gram tepung terigu protein rendah. Total biaya sekitar Rp50.000, siap dalam 2-3 jam termasuk fermentasi.

Pilih bahan segar: santan jangan terlalu pekat agar adonan nggak bantat, dan tepung sagu asli Medan untuk tekstur autentik. Hindari pengganti seperti tepung maizena—ia ubah rasa asli.

Panduan Lengkap Memasak Masakan Ini

Siapkan biang dulu: larutkan ragi instan dalam 150 ml air hangat (40°C), tambah 75 gram tepung terigu, aduk rata. Tutup kain bersih, diamkan 30-60 menit di tempat hangat hingga berbuih—tanda ragi aktif. Sementara itu, panaskan santan di wajan: masukkan daun jeruk, serai, pandan, dan garam, aduk hingga mendidih pelan tapi jangan sampai pecah minyak. Angkat, saring, dinginkan.

Kocok kuning telur dan gula pasir pakai mixer kecepatan sedang hingga mengembang pucat (5-7 menit), seperti adonan chiffon. Campur biang yang sudah mengembang ke adonan telur, aduk pelan pakai spatula kayu agar nggak kempes. Tambah tepung sagu sedikit demi sedikit sambil diayak, lalu tuang santan hangat secara bertahap. Aduk searah jarum jam hingga halus bebas gumpalan—adonan harus encer seperti bubur encer. Masukkan air kelapa, aduk lagi, lalu tutup dan fermentasi 1-2 jam di ruang suhu kamar (25-30°C) hingga berbuih dan volume naik 50%.

Panaskan loyang: oles minyak kelapa tipis, tabur sedikit tepung sagu. Tuang adonan setengah penuh, lalu panggang di pengukus beruap tinggi selama 10 menit (atau oven 180°C dengan api atas-bawah). Saat permukaan menggumpal dan lubang muncul, tuang sisa adonan, panggang lagi 20-25 menit hingga kuning keemasan dan tusuk gigi keluar bersih. Jangan buka tutup terlalu sering—ia bikin kempes. Keluarkan, dinginkan di rak 30 menit, potong saat hangat agar kenyal. Sajikan dengan teh hangat; simpan di toples kedap udara tahan 3 hari.

Tips sukses: Fermentasi kunci lubang—jika gagal, tambah baking powder 1/2 sdt. Untuk pemula, pakai Teflon biar nggak gosong. Hasil ideal: luar renyah, dalam lembab bersarang.

Kesimpulan

Bika Ambon bukan sekadar kue—ia warisan manis dari Medan yang ajak kita hargai kesederhanaan. Dari sejarah perantauan hingga panduan memasak yang mudah diikuti, kue ini bukti kuliner Indonesia penuh cerita dan rasa. Di 2025, saat dapur rumah jadi panggung kreatif, coba resep ini buat akhir pekan. Tak sempurna? Tak apa—seperti hidup, Bika Ambon ajarin kita nikmati prosesnya. Selamat memasak, dan semoga lubang-lubangnya bikin hari Anda lebih berlubang manis.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *